Sebelum masuk ke review, mari saya jelaskan kedudukan saya dahulu. Nah, untuk G.I. Joe ini saya benar-benar blank. Saya tidak tahu sejarah mainannya, komiknya, dan segala-segalanya. Jadi berdebat dengan saya seputar source materialnya adalah buang-buang waktu. Review di bawah ini murni membahas filmnya saja.
*review berisi spoiler*
Masih ingat dengan G.I. Joe: The Rise of Cobra (2009)? Ya, meski dikritik habis-habisan buat saya masih punya entertainment value tersendiri. Nah, G.I. Joe: Retaliation ini kurang lebih adalah sekuelnya. Saya sendiri setelah menontonnya lebih suka menyebutnya sebagai soft reboot. Ala-ala Hulk (2004) dan Incredible Hulk (2008) atau kedua film Ghost Rider itu. Tanpa menonton film pertamanya sendiri, kita bakal disuapi kok sejarahnya, jadi yang belum nonton Rise of Cobra, don’t worry 
Retaliation dibuka oleh jagoan di film pertama, Duke (Channing Tatum), yang tengah berada dalam sebuah misi bersama para Joe. Entah kenapa, kita tidak mendapati teman-teman Duke di film pertama lagi. Semuanya baru, kini ada Flint (D.J. Cotrona), Lady Jaye (Adrianne Palicki), dan Roadblock (Dwayne “The Rock” Johnson). Snake Eyes (Ray Park) sebagai karakter favorit tentunya masih bertahan, walau mengalami sedikit perubahan design. Tapi tidak butuh waktu lama bagi kita buat mengetahui, bahwa Snake Eyes menjadi satu-satunya Joe dari film pertama yang bertahan, setelah Duke secara tidak hormat dibunuh oleh para pembuat cerita ini. Fuck! Channing Tatum pun seperti menjadi bahan promosi saja. Oke, saya mencoba bertahan.
Lalu kita kembali ke bagian musuhnya. Zartan, yang di ending film pertama menyamar sebagai Presiden Amerika Serikat, berusaha untuk membebaskan bosnya, Cobra Commander dari sebuah penjara rahasia. Lewat segala intrik, akhirnya kita mendapati Storm Shadow tanpa baju menghancurkan apa yang seharusnya menjadi penjara tingkat tinggi. Saya mengerti tahap di mana Storm Shadow harus memamerkan badannya yang berotot, yang saya kurang terima adalah bagaimana Storm Shadow selamat. Di film pertamanya, ia sudah tertusuk jatuh pula ke lautan di kutub utara (atau selatan? saya lupa). Di sinilah saya prefer untuk menyebutnya sebagai soft reboot, karena beberapa kejadian di film pertama tidak dijelaskan (seperti kembalinya Storm Shadow dan teman-teman Duke yang tidak diperlihatkan lagi) atau cenderung dibantah. But, well, namanya juga film Hasbro, bro, pakai logika ala Transformers atau Battleship ajalah.
Movie goes on, Cobra Commander selamat, dan tentunya ia ingin menguasai dunia. Di saat yang bersamaan Zartan sebagai Presiden berhasil mengkambing hitamkan G.I. Joe yang berimbas bubarnya organisasi tersebut. Lewat sebuah serangan, seluruh anggota G.I. Joe habis dibunuh. Kecuali ya 4 karakter yang saya sebut di awal, Flint, Lady Jaye, Roadblock, serta Snake Eyes. Singkat cerita mereka berusaha untuk balas dendam. Beberapa karakter tempelan pun ikut membantu seperti Bruce Willis sebagai Joe Colton dan RZA sebagai sampah penjelas cerita. RZA, really? Ada juga subplot konyol seperti bagaimana Storm Shadow akhirnya berpindah pihak membela G.I. Joe.
Mungkin 3 paragraf di atas sudah membeberkan kebodohan G.I. Joe: Retaliation dari segi cerita. Kalau harus memilih, film pertama berjalan jauh lebih baik. Tapi berhubung ini film action hura-hura CGI, dosa kalau saya tidak membahas itu. Well, kalau mau dibilang actionnya tidak bernyawa saya tidak setuju. Die Hard 5 atau remake Total Recall itu jauh lebih hampa buat saya. Yang ini masih entertaining, ala Transformers. It’s either you love it or you hate it. Sayangnya, saya suka dengan actionnya. Terutama adegan fight di gunung yang secara tainya sudah dibeberkan secara full oleh Blitz ketika saya menonton The Croods. Really, the action is the only thing that could save the movie. Jokesnya garing, plotnya tidak logis, akting juga so so. Tidak heran banyak orang yang membenci film ini. Mengapa? Begitu Anda benci dengan actionnya, really, this film ultimately sucks.
Pada akhirnya pilihan kembali pada Anda? I mean, Transformers juga tidak ada nilai lebihnya sebagai sebuah film. Tapi beberapa orang masih bisa enjoy, kan?
0 comments:
Post a Comment